Selasa, 06 Juli 2010

Perang Salib VII-IX (habis)

Perang salib VII (1249-52)
Inisiatif untuk Perang Salib ini diambil oleh Raja Louis IX dari Prancis. sekali lagi, strateginya adalah untuk menyerang Mesir dan dijadikan tawaran untuk Palestina. Prajurit Salib dengan cepat mampu mengambil alih Damietta tapi harus membayar mahal ketika mengambil alih Kairo.
Serangan balasan Muslim berhasil menangkap Louis IX. Dia kemudian dibebaskan setelah setuju untuk mengembalikan Damietta dan membayar uang tebusan. Setelah itu Louis IX tetap di Timur beberapa tahun untuk bernegosiasi mengenai pelepasan tawanan dan mengkokohkan kekristenan di wilayah tersebut.

Perang salib VIII (1270)
Perang Salib terakhir juga dipimpin oleh Louis IX. Di tahun-tahun kemudian, perubahan di dunia Muslim mengakibatkan munculnya sejumlah serangan baru ke wilayah Kristen di Tanah Kudus. Warga lokal meminta bantuan militer pada Barat, tapi cuma sedikit bangsa Eropa yang tertarik untuk melakukan kampanye besar. Satu orang yang sekali lagi mau memanggul beban adalah Louis IX. Namun kampanye yang dia lakukan kali ini mencapai kurang dari apa yang dicapai sebelumnya bagi Kerajaan Yerusalem.

Tidak diketahui mengapa, tapi Tunisia di Afrika Utara dijadikan sasaran awal. Setelah disana, wabah peyakit mengambil nyawa banyak orang, termasuk Louis serta saudaranya, Charles Anjou, tiba dengan kapal-kapal Sisilia dan berhasil mengungsikan sisa tentara.

Meskipun ini adalah Perang Salib terakhir, ini bukanlah ekspidisi militer terakhir yang bisa disebut sebagai Perang Salib. Kampanya terus diserukan atas berbagai sasaran (bukan hanya Muslim) oleh Prajurit Salib-orang yang berkaul untuk melakukan perang.

Umat Kristen di Palestina ditinggalkan tanpa bantuan lebih lanjut. Meskipun mengalami kekalahan terus menerus, Kerajaan Yerusalem tetap bertahan sampai 1291, ketika akhirnya musnah. Umat Kristen masih tetap hidup di daerah tersebut bahkan setelah kejatuhan Kerajaan Yerusalem

Perang salib IX (tambahan)
Sejarawan Katholik menganggap penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al Fatih dari Turki tahun 1453 juga sebagai perang Salib, Sedangkan sejarawan Islam menganggap ini sebagai Perang Sabil.

Perang Salib VI

Perang salib VI (1228-29)

Paus Innocent III telah mengijinkan Kaisar Frederick II (1194-1250) untuk menunda partisipasinya di Perang Salib IV supaya dia bisa mengatasi masalah di Jerman. Penerus Innocent III, Gregory IX, kesal terhadap penundaan terus menerus Frederick memperingatkan Frederick untuk memenuhi janjinya. Saat sang Kaisar menunda lagi dengan alasan sakit Paus langsung meng-ekskomunikasi dia. Saat Frederick akhirnya berangkat, dia berperang dalam kondisi ter-ekskomunikasi.
Situasi aneh ini mengawali suatu perang salib yang aneh. Sebagian karena ekskomunikasi dari Frederick sedikit orang yang mendukung dia sehingga dia tidak mampu menggalang kekuatan militer yang besar.
Kaisar Frederick II secara pribadi memimpin perang salib VI. Tapi tanpa pertempuran yang berarti dan berdasarkan pengalaman berdialog dengan Muslim di Pulau Sicilia serta kekuatan militer yang tidak besar. Ia pun berdialog, berunding lagi dengan Muslim yaitu Sultan Mesir Malik Al Kamil yang juga keponakan Shalahuddin, akhirnya disepakati perjanjian damai.
Yerusalem tetap dikuasai oleh Muslim tapi Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dan Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa AS) diberikan kepada pihak Kristen Eropa. Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi, kemudian dimahkotai sebagai Raja Yerusalem di Gereja kuburan Kristus dalam suatu upacara non-religius (Karena Yerusalem dilarang oleh Gereja untuk melakukan upacara religius akibat status Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi). Tahun selanjutnya Frederick II diterima kembali ke Gereja. Namun dia tidak mampu memerintah dengan sukses Kerajaan Yerusalem dari jauh karena baron lokal menolak untuk bekerja sama dengan wakilnya di Yerusalem.

Tahun 1239 dan 1241 ada dua Perang Salib kecil yang dilakukan oleh Thibaud IV dari Champagne dan Roger dari Cornwall. Dua upaya di Syria ini tidak mencapai kesuksesan sama sekali.

Perang Salib V

Perang salib V (1217-1221)
Ini adalah Perang Salib terakhir dimana Gereja memegang peranan. Perang salib ini diserukan oleh Paus yang menyerukan Perang Salib sebelumnya, Innocent III, dan juga oleh Konsili Ekumenis ke 12, Lateran IV. Dan seperti upaya sebelumnya, target dari perang Salib ini bukanlah Palestina tapi Mesir, basis dari kekuatan Muslim, yang diharapkan oleh para Prajurit Salib untuk dijadikan bahan tawaran untuk pembebasan Yerusalem.


Tidak seperti Perang Salib sebelumnya (Keempat) yang menjadi tidak terkendali ditangan awam, upaya kali ini diletakkan dalam otoritas wakil kepausan, Cardinal Pelagius. Dia mempunyai pengetahuan militer dan secara rutin berperan dalam keputusan militer.


Usaha kali ini mengalami kesuksesan awal, dan Pasukan Muslim yang terkejut menawarkan syarat damai yang sangat menguntungkan, termasuk pengembalian Yerusalem. Tapi, Prajurit Salib, dianjurkan oleh Kardinal Pelagius, menolak ini. Sebuah blunder militer mengakibatkan Prajurit Salib kehilangan Damietta yang mereka dapat di awal kampanye ini.


Pada 1221, Pasukan Kristen menerima perjanjian gencatan senjata dengan syarat yang jauh kurang menguntungkan dari yang pertama. Banyak yang menyalahkan Pelagius, beberapa menyalahkan Paus. Banyak juga yang menyalalahkan Kaisar German Frederick II yang tidak tampil di Perang Salib kali ini tapi yang akan tampil sebagai pemeran utama di Perang Salib berikutnya.

Perang Salib IV

Perang salib IV (1204)
Perang Salib keempat berlangsung tahun 1204 bukan antara Islam melawan Kristian melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma yang merebut Takhta Kristian Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang kota ini bernama Istanbul di Turki).

Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Di lain pihak, Perang Salib Keempat dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas kedua pendapat diatas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma utama dalam menyelamatkan Katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi Islam dan tujuan yang kedua adalah mencoba menyelamatkan ke-Kristen-an, dalam konteks inilah, Perang Salib

Perang salib IV dapat dikatakan mengabaikan tujuan yang kedua untuk memperoleh bantuan logistik bagi Dandolo untuk mencapai tujuan yang utama. Meski begitu, Perang Salib Keempat ditentang oleh Paus pada saat itu dan secara umum dikenang sebagai suatu kesalahan besar.

Perang Salib keempat adalah bencana yang tidak terhindarkan. Perang Salib keempat adalah episode yang hanya menyebabkan kerusakan internal dalam Kekristenan. Pada 1198 Paus Innocent III mengajukan Perang Salib keempat. Seperti biasa, Prancis menjawab seruan tersebut. Target baru saat itu adalah Mesir, wilayah yang dulunya Kristen namun sekarang menjadi kekuatan Muslim.

Prajurit Salib berpaling ke bangsa Venesia untuk transportasi, tapi ketika dana yang dikumpulkan tidak cukup, warga Venesia menyarankan agar mereka menyerang dan menangkap Zara, kota Hungaria yang Kristen. Banyak yang menolak dengan keras, termasuk Paus. Tapi perintah Paus diabaikan dan Prajurit Salib mengambil alih Zara atas permintaan warga Venesia.

Masalah berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Alexius, anak dari bekas Kaisar Byzantin Isaac Angelus, meminta bantuan Prajurit Salib untuk mengembalikan tahta ayahnya. Dengan menjanjikan hadiah, Alexius meyakinkan para Prajurit Salib untuk mencoba melakukannya. Surat Paus yang melarang ekspedisi tersebut datang lambat dan Prajurit Salib telah mengambil Konstantinopel, mengembalikan tahta Isaac sebagai Kaisar dan menyatakan anaknya sebagai Kaisar-bersama (Co-emperor).

Paus Innocent III memperingatkan dengan keras para pemimpin dan memerintahkan mereka untuk terus menuju Tanah Kudus, tapi hanya beberapa yang melakukannya. Kebanyakan menunggu hadiah yang dijanjikan Alexius.

Pihak Bizantium yang kurang suka terhadap janji Alexius terhadap Prajurit Salib kemudian membunuh Alexius yang kemudian mengakibatkan tentara salib memperoleh alasan untuk pengambil alihan Bizantium dan kekaisarannya. Konstantinopel kemudian jatuh ke tangan mereka pada 13 April 1204 yang membuat dimulainya penjarahan dan pembunuhan. Kemudian Kaisar Latin untuk Konstantinopel diangkat oleh sebuah konsili yang terdiri dari Prajurit Salib dan warga Venesia. Pemerintahan Byzantin kemudian di re-lokasikan ke Nicaea dan memerintah hanya sebagian dari daerah sebelumnya sampai 1261 saat Konstantinopel di taklukkan oleh Michael VIII Paleologous.

Perang Salib ini adalah perjalanan sia-sia. Tidak hanya tidak sempat untuk berhadapan dengan pasukan Muslim yang menguasai Tanah Kudus, peristiwa ini lebih memisahkan Kekristenan Barat dan Timur disamping merusak secara permanen Kekaisaran Bizantium yang berfungsi sebagai pembatas antara agresi Muslim dengan jantung daerah Kristen.

Di tahun-tahun setelah Perang Salib Keempat, ada beberapa Perang Salib kecil (perang dimana pesertanya bersumpah) untuk memberantas penganut bidah (ajaran sesat) dan anti kristus. Salah satu yang menjadi fokus adalah "Prajurit Salib anak-anak" (1212) dimana ribuan anak diberangkatkan untuk menaklukkan Muslim dengan cinta dan bukan dengan senjata. Seorang anak dari Prancis yang punya visi ini memimpin satu bagian gerakan, sementara satu anak dari Jerman memimpin yang lain. Kebanyakan anak sampai ke Italy. Namun gerakan ini tidak pernah sampai ke Tanah Kudus dan kebanyakan anak mati lapar atau atau mati lelah atau dijual orang jahat dari Italia sebagai budak Muslim. Meskipun begitu gerakan ini menimbulkan simpati yang mengarah ke Perang Salib Kelima.

Perang Salib III

Perang salib III (1188-92)
Episode perang salib III inilah yang paling legendaris. Karena adanya pertarungan sengit antara Raja Richard versus Sultan Saladin.

Pada tahun 1157, Nuruddin jatuh sakit yang cukup berat dan tak kunjung sembuh hingga dua tahun kemudian. Para amirnya telah diberitahukan dan mengusulkan untuk merebut Antiokhia, tapi Nuruddin menolaknya. Nuruddin tahu, ini belum saatnya untuk menyerang Yerusalem dan kota-kota sekitarnya. Kaisar Manuel dari Byzantium baru saja menaklukan Anatolia dengan kekuatan militernya. Kemenangan Byzantium di utara ini memaksa Nuruddin untuk mencari front pertempuran yang lain, karena adalah tindakan yang konyol melawan Byzantium yang tengah kuat secara moral setelah penaklukan Anatolia. Jika pun menang, itu pasti diraih dengan sangat tidak mudah dengan risiko banyak kehilangan nyawa prajurit. Pada tanggal 15 Mei 1174, Nuruddin wafat karena serangan jantung di usianya yang ke 60., tetapi kaum muslimin mendapatkan pengganti yang sepadan. Sultan Salahuddin/Saladin!

Sepeninggal Nuruddin pada tahun 1183, Saladin yang telah berhasil mengambil alih kekuasaan khalifah dari bani Fathimiyah yang syiah, memulai gerakannya untuk membebaskan Palestina dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Yordania dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Yerusalem, segera saja memobilisasi tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath.

Disinilah terjadi perang Hittin yang berakhir dengan kemenangan gilang gemilang Sultan Saladin. Dimana kemenangan di perang Hittin berujung pada terbebasnya Yerusalem yang akan bertahan selama lebih dari 800 tahun, sampai tahun 1967 ketika Israel berhasil menginjak-nginjak kedaulatan bangsa Palestina. Dimana secara rinci kisah tentang perang Hittin akan saya posting tersendiri.

Setelah penaklukan Yerusalem, Bahauddin, sang penulis biografi Saladin, menceritakan pada kita sebuah kisah yang menunjukkan pandangan baru akan orang-orang Kristen. Waktu itu Bahauddin dan Saladin sedang berkuda di sepanjang pantai Palestina, memandang gelombang laut yang liar di musim dingin. Saladin berkata, “Aku pikir ketika Allah memberiku kemenangan atas seluruh tanah Palestina, maka aku akan membagi wilayahku, membuat wasiat untuk menyatakan harapan-harapanku, dan kemudian berlayar ke negeri-negeri mereka yang jauh dan memburu kaum Frank di sana, agar dunia terbebas dari orang-orang yang tak beriman pada Allah.”

Saladin sebenarnya sudah berniat untuk menyeberang ke Eropa dan menegakkan kalimat Allah di sana. Tapi untuk berjihad, Saladin tak perlu pergi ke Eropa karena tak lama setelah kemenangannya di Hittin, Raja William dari Sisilia segera berlayar ke Tirus dengan tujuan segera mengkonsolidasi kekuatan Kristen. Raja Guy dari Lusignan yang dibebaskan oleh Saladin, bukannya berterimakasih, tapi malah ikut bergabung dengan sisa kekuatan Kristen di Tirus dan kemudian berlayar ke Acre untuk mengepung sebuah benteng muslim di kota itu. Tentara Salib dalam jumah besar sedang berlayar dari Denmark dan Frisia untuk membantu Guy mengepung Acre.

Seiring dengan jatuhnya Yerusalem, Paus Gregory VIII menyerukan Perang Salib ketiga. Sayang waktunya bersamaan dengan matinya raja-raja yang pertama kali menjawab panggilan.

Namun tentara salib yang menanggapi seruan perang salib jilid tiga yang dilontarkan oleh Paus Gregory III, tidak terlalu semangat dalam menanggapinya. Baru pada 1191, hampir 4 tahun setelah perang Hittin, tentara salib yang utama sampai di Acre. Keterlambatan ini sebenarnya dikarenakan mereka sedang sibuk dengan masing-masing pertempurannya. Raja Philip Agustus dari Perancis dan Raja Henry II dari Inggris saling menyerbu tiada henti. Pada 6 Jui 1189 Henry II wafat dan Richard The Lion Heart mewarisi kerajaan Inggris.

Raja pertama yang menjawab seruan tersebut adalah William II dari Sisilia. Dia mengirimkan armada ke Timur tapi kemudian mati pada 1189. Henry II dari Inggris setuju untuk berpartisipasi, tapi juga mati di tahun yang sama. Kaisar Jerman, Frederick Barbarossa, yang telah ber-rekonsiliasi dengan Gereja (setelah sebelumnya sempat di ekskomunikasi), berpartisipasi dengan memimpin tentara yang besar yang mengalahkan Pasukan Seljuk pada 1190. Tapi bulan berikutnya, Kaisar yang sudah lanjut ini mati tenggelam saat dia iseng berenang di sungai Calycadnus yang terletak di dataran Seleucia dalam perjalanan ke Yerusalem.

Dua raja yang akhirnya memimpin Perang Salib ini adalah Richard I ("Si Hati Singa, Lion-Hearted), kakak Henry II dan penerusnya. Dan Raja Philip II Agustus dari Prancis.

Setelah wafatnya Henry II, perang pun berhenti dan Richard berkeinginan untuk berangkat ke timur sebagai tentara salib. Sebenarnya keinginan Richard bukan berdasarkan motivasi religius. Karena Richard adalah seorang prajurit, perang salib memberikan tantangan yang menggairahkan sebagai prajurit. Sedangkan Philip Agustus jauh lebih tidak bersemangat menanggapi perang salib, tapi ia sadar bahwa jika ia tidak mengikuti opini pubik dengan menunda keberangkatannya lebih lama, maka itu akan menjadi sebuah kesalahan politik yang cukup fatal. Philip Agustus dan Richard The Lion Heart sepakat untuk berdamai secara resmi dan berangkat bersama meninggalkan Eropa menuju Acre pada tahun itu.

Gerak maju kedua raja, Richard dan Philip, sangatlah lambat. Berangkat dari masing-masing negerinya, kedua raja ini sepakat untuk ketemu di Sisilia. Rencana mereka akan berlayar menuju Acre dan tidak menempuh jalur darat yang berbahaya.Philip sampai lebih dulu dan langsung mengatur pasukannya untuk mengepung Acre. Sedangkan Richard tertunda kedatangannya karena asih harus merebut Siprus dan menyerang sebuah kapal logistik kaum Muslim. Baru pada 6 Juni Richard sampai di Acre dan langsung ikut membantu pengepungan Acre.

Pengepungan Acre adalah sebuah pengepungan yang berkepanjangan dan membuat semua orang putus asa. Di dalam kota, pasukan Muslim berjaga-jaga dan kaum sipil menderita akibat pengepungan yang telah berlangsung 2 tahun. Di sekeliling benteng kota tentara salib berkemah mengepung. Sementara itu, di sekeliling kemah tentara salib, berkemahlah ribuan prajurit Muslim Saladin. Di dalam perkemahan tentara salib merebak wabah penyakit dan perseteruan politik antara Richard melawan Philip. Kondisi ini yang membuat mereka tak mampu menaklukkan Acre dengan cepat.

Tentara salib kali ini sangatlah berbeda dengan tentara salib sebelumnya yang sangat termotivasi dengan semangat kristus. Tentara salib pimpinan Richard dan Philip ini sangat sekuler dan terlihat sangat duniawi. Mereka sangat bersemangat ketika Richard menawarkan kepingan emas untuk setiap orang dalam pasukan yang dapat mengambil bongkahan batu dari benteng kaum Muslim. Ini berkebalikan dengan yang terjadi dalam pasukan Muslim, di mana setiap orang bertempur berlandaskan jihad membela agama. Saladin tetap mempertahankan kebiasaannya untuk membacakan hadist-hadist Rasulullah SAW di depan pasukannya sehingga motivasi jihad pasukannya tetap terjaga

Setelah pengepungan panjangnya, akhirnya kota Acre jatuh ke tangan tentara salib. Ketika melihat bendera Kristen dikibarkan dari benteng kota Acre pada tanggal 12 Juli, Saladin menangis bagaikan seorang anak-anak. Acre kemudian dikepung rapat oleh Saladin dari segala penjuru. Dan tentara salib ingin berunding dengan Saladin.

Dalam perundingan itu disepakati bahwa Acre akan diserahkan terhadap kaum Kristen bersama 15.000 orang Kristen yang menjadi tahanan Saladin. Begitu kesepakatan terjadi, Philip merasa telah selesai tugasnya dan kembali ke Perancis. Sedangkan Richard, yang kini menjadi pimpinan tentara salib satu-satunya, tetap tinggal di Acre dan mulai merencanakan operasi-operasi militer baru untuk melawan kaum Muslim. Karena merasa terbebani dengan besarnya jumlah tahanan, Richard menggiring keluar dari benteng 2700 orang Muslim termasuk anak-anak dan perempuan, untuk kemudian dibantai dengan darah dingin.

Di penghujung tahun perundingan menemui jalan buntu lagi, sedangkan pertempuran terus berlanjut. Richard berencana untuk merebut beberapa kota lagi di pantai sepanjang Askelon tapi Saladin selalu mampu merebut lagi satu kota ketika Richard baru saja berhasil menaklukkan kota lain. Ini adalah jalan buntu militer.

Sedangkan di pihak kaum Muslim, ada kepanikan yang melanda para amir. Banyak di antara mereka melarikan diri karena ketakutan ketika tentara salib maju hingga Beit Nuba. Seperti Saladin, Richard juga dalam kondisi putus asa. Setelah dua kali pasukannya dipukul mundur menjauh dari Yerusalem, para tentara salib ini marah dan nyaris timbul pemberontakan. Richard juga mendapatkan kabar buruk; Philip –temannya yang juga memimpin tentara salib bersamanya- kini tengah menyerbu tanah kekuasaannya di Perancis. Akhirnya Richard jatuh sakit. Saladin dengan ramah mengirim dokter pribadinya dan memberi hadiah buah-buahan dan es untuk dibuat minuman dingin.

Akhirnya pada 2 September Richard menyerah dan sebuah kesepakatan ditandangani yang mengatakan bahwa kedua belah pihak harus berkompromi dalam waktu 5 tahun ke depan. Saladin berjanji tidak akan mengusir semua orang Kristen dan memburunya ke Eropa. Sebagai gantinya akan ada suatu wilayah kecil sepanjang pantai, dari Jaffa hingga Beirut, yang dikuasai sebuah kerajaan Kristen dengan ibukota Acre. Raja kerajaan itu menyebut dirinya sebagai Raja Yerusalem. Sedangkan Ricahrd berjanji untuk tidak menyerang Yerusalem lagi tapi para peziarah Kristen masih diperbolehkan datang ke Yerusalem. Tentara salib pun akhirnya pulang kembali ke Eropa tanpa menaklukkan Yerusalem.

Setelah Richard The Lion Heart, Raja Inggris, beserta tentara salib yang dipimpinnya mampu diusir oleh Saladin dari Palestina, masih ada saja raja-raja, baron-baron Kristen Eropa yang mengadakan serbuan ke Palestina dan bermimpi untuk bisa menguasai Yerusalem sebagai ekspresi religius mereka. Tapi, sejarah mencatat tak satu pun dari mereka yang mampu menaklukkan Yerusalem hingga pada 1967 Palestina jatuh ke tangan orang-orang Yahudi.

Perang Salib II

Perang salib II (1146-1148)
Setelah kejatuhan Yerusalem dan kemunduran Islam, tahun 1128 menjadi sebuah titik balik. Sultan Rum di Asia Kecil Turki menunjuk Imaduddin Zangi sebagai Atabeg Mosul dan Aleppo. Zangi menerima tanggung jawab itu , ia meminta Sultan untuk memberinya otoritas mutlak atas seluruh Suriah dan Irak Utara, yang kemudian membuat penduduk di kedua wilayah tersebut untuk mendukung secara penuh operasi-operasi militer yang akan dilakukan.

Pada bulan November 1144, pasukan Zangi mengepung Edessa yang sedang dikuasai oleh orang Kristen. Edessa kemudian menyerah dan Zangi menghancurkan pemerintahan Kristen. Ini adalah sebuah kemenangan yang mengharumkan nama Zangi sekaligus menjadi pahlawan Islam. Jatuhnya Edessa adalah kekalahan yang menyakitkan bagi orang Kristen, baik yang berada di barat maupun timur.

Kabar tentang kejatuhan Edessa mengejutkan orang-orang Kristen di Eropa Barat. Paus Eugenius dan Raja Perancis Louis VII menyerukan perang salib baru. Seruan ini kemudian didukung oleh Bernard, kepala biara dari Clairvaux. Saat itu Bernard bisa kita anggap orang yang paling berkuasa secara de facto di Eropa. Raja Perancis berada di bawah pengaruhnya, sedangkan Paus Eugenius adalah anggota dari ordo religius yang dipimpinnya. Pamor kekuasaanya begitu kuat karena kefasihannya yang kharismatik.

Sebagai respon, Paus Eugenus III memanggil Perang Salib baru, yang diserukan di Prancis dan Jerman oleh St. Bernard dari Clairvux. Raja Perancis, Louis VIII, dan istrinya, Eleanor dari Aquitaine, segera merespon, meskipun Kaisar Jerman, Conrad III, harus dibujuk terlebih dahulu.

Kaisar Byzantine saat itu, Manuel Comnenus, juga mendukung perang salib, meskipun dia tidak menyumbangkan pasukannya. Kaum Kristen merasa harus melawan balik. Penaklukan Edessa oleh Zangi dipandang sebagai langkah pertama bagi penaklukan Islam di Eropa. Edessa hanyalah sebagai awal. Pihak Kristen mulai sadar di tahun-tahun belakangan ini bahwa kemenangan Zangi adalah bukti akan besarnya kekuatan Islam yang tak akan bisa dikalahkan. Kaum Kristen merasa begitu terancam dan Bernard menggambarkan bahwa saat itu adalah titik balik dalam sejarah.

Meskipun pada suatu waktu Perang Salib ini melibatkan pasukan terbesar, Perang Salib kedua ini tidak diikuti oleh antusiasme seperti antusiasme pada Perang Salib yang pertama, karena pada saat itu Yerusalem masih dikuasai Kristen. Jalannya kampanye kedua ini juga dipenuhi kepentengan-kepentingan dari pihak yang terlibat, yang kesemuanya menghambat kemajuan. Terjalnya perjalanan juga semakin menambah kesulitan.

Raja Jerman yang bernama Conrad adalah salah satu pemimpin tentara salib jilid kedua ini. Conrad adalah raja yang sudah tua dan mempunyai permasalahan dengan kesehatannya. Ia telah melaksanakan perang membela gereja dengan melawan kaum paganis Slav dan Wend di Eropa Timur. Selain itu Conrad juga telah memerangi musuh-musuh Paus di Italia. Pada akhir Mei 1147, pasukan besar Conrad berangkat melalui Eropa Timur menuju Konstantinopel.

Orang-orang Eropa terpana melihat besarnya pasukan yang mencapai 20.000 orang. Bersama Conrad, ikut juga pasukan raja budak dari Bohemia dan Polandia. Para bangsawan Jerman dipimpin oleh Frederick dari Swabia. dan bersumpah untuk menguasai Byzantium yang dipimpin oleh kaisar Manuel.

Pada 8 Juni, giliran pasukan Perancis berangkat. Louis adalah seorang pemuda berumur 26 tahun saat itu dan merupakan pewaris tahta Perancis. Istri Louis, Eleanour, juga ikut serta. Eleanor adalah salah seorang pemilik tanah terbesar di Eropa yang berada di selatan Perancis.

Lebih setahun kemudian, pada Februari 1148, tentara salib yang telah lelah berjuang untuk memasuki pelabuhan Byzantium di Attalia. Mereka harus memutuskan apakah tetap melalui jalur darat, dilanjutkan melalui laut atau membelah pasukan sebagian lewat darat dan sebagian lewat laut. Kesulitan yang mereka hadapi jauh lebih sulit daripada para pendahulu mereka.

Dari pengalaman pahit sebelumnya, Kaisar Manuel tahu dengan kedatangan tentara salib di wilayah Byzantium akan mengundang pasukan Turki Saljuk yang masih segar untuk menyerang. Manuel tak ingin terlibat masalah ini. Karena itu Manuel membuat perjanjian dengan Mas’ud, Sultan Rum atau Turki Saljuk sebelum tentara salib sampai di Byzantium.

Pada 20 Juli, pasukan Conrad telah sampai di Konstantinopel . Menurut mereka, orang-orang Byzantium dan Kaisar Manuel telah berkhianat. Tak heran jika Manuel tidak membantu tentara salib ini. Pasukan Conrad telah menjarah Byzantium bahkan Conrad sendiri mengancam akan menduduki Byzantium. Jadi tak ada alasan Byzantium untuk membantu tentara salib walau mereka sama-sama beragama Kristen.

Pada tanggal 19 Maret 1148, pasukan Louis telah tiba di pelabuhan St. Simeon. Kaisar Conrad jatuh sakit dan harus kembali ke Konstantinopel. Conrad kemudian dirawat dengan penuh kasih oleh Kaisar Manuel, seorang kaisar yang pernah diancam Conrad sebelumnya. Maka sekarang hanya Louis, pemimpin satu-satunya yang berhasil mencapai Antiokhia dan disambut secara hangat oleh Pangeran Raymund penguasa Antiokhia.

Pangeran Raymund mempunyai harapan yang besar dengan adanya tentara salib ini. Raymund yang merasa terancam dengan perkembangan Nuruddin dan terus mengawasinya. Kota muslim Aleppo hanya berjarak 50 mil dari Antiokhia. Sebuah serangan mendadak tentara salib ke Aleppo diusulkan Raymund kepada Louis. Namun Louis menolak usulan ini. Louis bersikeras ia sedang melakukan perjalanan ziarah dan tidak dapat menyerang secara besar-besaran sebelum berdoa di makam suci.

Karenaa tidak mampu untuk sampai ke Edessa, para Prajurit Salib berkonsentrasi untuk mengambil alih Damaskus. Setelah Louis melakukan ziarah, pada Juli 1148, kemudian diputuskan tentara salib dan tentara kerajaan Yerusalem menyerang Damaskus, satu-satunya sekutu kaum Frank di timur di tengah-tengah wilayah kekuasaan Islam yang mulai bangkit. Serangan ini menguatkan Nuruddin. Ketika melihat Damaskus dikepung oleh tentara salib bekas sekutunya, Amir Damaskus kemudian meminta bantuan Nuruddin. Dengan begitu, aliansi Nuruddin justru lebih kuat daripada sebelumnya.

Tentara Salib memilih untuk menyerang Damaskus dari timur, dimana kebun akan memberi mereka makanan konstan. Mereka tiba pada tanggal 23 Juli, dengan pasukan Yerusalem di garis depan, diikuti dengan Louis dan lalu Conrad sebagai penjaga belakang. Orang Muslim bersiap untuk serangan dan langsung menyerang pasukan yang maju menuju perkebunan. Pasukan Salib mampu melawan mereka dan mengejar mereka kembali ke Sungai Barada dan menuju Damaskus; setelah tiba diluar tembok kota, mereka langsung menyerang Damaskus. Damaskus telah meminta bantuan dari Saifuddin Ghazi I dari Aleppo dan Nuruddin dari Mosul.

Pengepungan Damaskus adalah sebuah kegagalan besar, yang hanya mampu mengepung beberapa hari saja. Pada mulanya tentara salib mengalami kemajuan dengan menaklukkan sebagian perkebunan buah di luar kota. Kemudian kaum Frank Yerusalem mengusulkan untuk memindah posisi tentara salib di bawah benteng agar tentara muslim tidak dapat berlindung di pohon-pohon. Ternyata posisi ini justru fatal bagi tentara salib dan mereka menuduh kaum Frank Yerusalem telah menerima suap dari Nuruddin. Di saat yang kacau itu, pasukan bantuan Nuruddin datang. Kaum Frank Yerusalem berusaha membujuk tentara salib untuk mengakhiri pengepungan. Tentara salib mundur kembali Pertama Conrad, lalu sisa dari pasukan, memilih untuk mundur ke Yerusalem.

Kegagalan dari Perang Salib kedua begitu mematahkan semangat, dan banyak di Eropa merasa bahwa Kekaisaran Byzantine merupakan halangan dalam mencapai kesuksesan. Kegagalan ini juga merupakan tiupan moral yang kuat bagi Pasukan Muslim yang telah berhasil secara sebagian mengurangi kekalahan mereka di Perang Salib pertama.

Posisi dari negara bagian para Prajurit Salib saat itu lemah, dan di tahun tahun selanjutnya mereka dikelilingi oleh kekuatan Muslim yang telah berkonsolidasi yang diikuti oleh hancurnya Kalifah Fatimid di Mesir

Perang Salib I

Ada beberapa versi tentang periode perang salib. Dari kedua belah pihak, Muslim dan Kristen menyebut jumlah yang berbeda. Pihak Muslim mengatakan bahwa ada 8 episode perang salib. Sedangkan pihak Kristen mengatakan bahwa perang salib ada 9 episode. Dibawah ini akan saya coba uraikan episode perang salib dengan ringkas dan jelas tanpa mengurangi esensi utama dari tiap episode


Perang salib I (1095-1101)
Penyebab utama terjadinya perang salib adalah permintaan kekaisaran Byzantium (Eropa timur) kepada gereja katolik Roma. Permintaan bantuan oleh kekaisaran Byzantium (Eropa timur) terjadi dua kali yaitu pada tahun 1074, dari Kaisar Michael VII kepada Paus dan sekali lagi pada tahun 1095, dari Kaisar Alexius I Comnenus kepada Paus Urbanus II.

Maka, permintaan yang datang dari Kekaisaran Byzantium yang sedang diancam oleh kaum Muslim Seljuk, menjadi perhatian semua orang. Dan menjadi momentum yang dinanti oleh Paus Urbanus II (pengganti Paus Gregorius VII).

Paus mengumumkan dan mengirimkan surat ke semua Raja-Raja di seluruh Eropa. Paus menjanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, tanah di Palestina, dan surga bagi para ksatria yang mau berperang. Paus menyebutnya “Ini Perampasan,” oleh karena itu tanah suci Palestina harus direbut kembali. Perang ini diumumkan sebagai “Perang Salib” dan dimulai tahun 1096 dipimpin oleh tahta suci Roma.

Sebelumnya raja-raja dan para bangsawan Eropa asyik bertempur sesama mereka. Paus mendorong mereka untuk berdamai satu sama lain dan memusatkan kekuatan militer mereka untuk tujuan yang konstruktif yaitu membela kekristenan dari agresi Muslim, membantu Kristen Timur, dan mengambil alih kembali Kubur Kristus. Dia juga menekankan perlunya pertobatan dan motif spiritual dalam melakukan kampanye ini, menawarkan pengampunan total bagi mereka yang berkaul untuk melakukan tugas ini. Jawaban dari para hadirin sangat antusias, para hadirin berteriak "Deus Vult!" (Tuhan menghendakinya!).

Dalam Kosnili Clermont juga ditetapkan bahwa mereka yang pergi untuk melaksanakan tugas akan memakai Salib Merah (Latin:Crux) yang kemudian membuat kampanye ini disebut Perang Salib.

Anak-anak muda, bangsawan, petani, kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter Si bokek memimpin kaum miskin dan Petani-petani ke Perang Salib tapi mereka dikalahkan dan dihancurkan oleh Pasukan Turki suku Seljuk di Medan pertempuran Anatolia dalam perjalanan menuju Jerusalem. Para pencatat sejarah tidak membuktikan keberadaan tentara salib pertama ini dan mereka meniadakan penyebutan tentara ini dalam semua catatan mereka. Mereka hanyalah dianggap sebagai gerombolan petani yang fanatik, dan dianggap bukan pasukan resmi gereja. Kegagalan tentara salib pertama ini tidak diakui secara resmi karena ini akan membuat seluruh gerakan ini dipertanyakan. Kekalahan dari Turki adalah hal yang sangat memalukan. Tentara salib pertama ini diabaikan dan lebih populer dengan legenda “Perang Salib Petani”.

Pasukan yang benar-benar tentara sebenarnya berasal dari Perancis dipimpin oleh Baldwin dari Flanders, Robert dari Normandia, dan beberapa bangsawan. Pasukan ini menang melawan Khalifah Abdul Hakim pertama di medan Perang Anthiokia (sekarang Syiria) tanggal 3 Juni 1098 dan setahun kemudian memasuki dan merebut Jerusalem pada tanggal 15 Juli 1099 mereka mengalahkan pasukan Muslim dan Yahudi. Terjadilah pembantaian keji oleh Orang Kristian terhadap umat Islam dan Yahudi di Yerusalem. Sebanyak 40.000 orang tak berdaya dibunuh dalam dua hari.

Sabtu, 03 Juli 2010

Perang Salib

Crusade berasal dari kata bahasa Perancis croix, yang berarti “salib” (cross). Sebenarnya para tentara salib sendiri tak pernah menyebut dirinya sebagai tentara salib, tapi mereka menyebut dirinya sebagai kaum peziarah (pilgrims). Pasukan salib menjahitkan tanda salib di pakaian mereka dan merasa sedang benar-benar mematuhi perintah Kristus, untuk mengambil salib dan mengikutinya hingga mati, jika perlu. Sejak semula, salib dan penyaliban menjadi hal pokok dari gerakan tentara salib. Mereka berbaris untuk membebaskan Gereja Makam Suci, yang mereka yakini sebagai tempat Yesus disalib dan tempat makam Kristus. Saat gerakan ini dikumandangkan, semua tempat ini dikuasai oleh orang Islam.

Sebelum tentara salib menguasai Yerusalem pada Juli 1099 dan membantai 40.000 orang Yahudi dan Islam secara biadab, para pemeluk agama Islam, Yahudi dan Kristen telah hidup bersama dalam suasana damai di bawah naungan hukum Islam selama 460 tahun-hampir separuh milenium!. Saladin kemudian berhasil merebut Yerusalem kembali ke tangan orang muslim pada tahun 1187, tapi hubungan ketiga agama samawi tersebut tak pernah sebaik sebelumnya.

Sejarah mencatat bahwa bukan kaum muslimin yang memulai perang salib ini. Justru tegaknya syariah Islam telah melindungi kebebasan ketiga agama samawi di Jerusalem atau Al-Aqsha orang Islam menyebutnya. Perang salib ini dikumandangkan oleh paus, yang merupakan pemimpin tertinggi Kristen, untuk memerangi kaum muslimin yang telah hidup damai bersama orang Kristen dan Yahudi di Al Aqsha. Itulah kenyataan sejarah.

Saat abad kegelapan itu terdapat dua poros Kristen, yaitu Gereja Barat yang berada di Eropa dan Gereja Timur yang berada di Konstantinopel – Istambul, Turki di jaman modern ini. Perbedaan kedua gereja ini lebih bersifat psikologis daripada bersifat teologis. Di Eropa yang sedang trauma, gambaran Yesus yang menderita lebih populer. Tapi di Byzantium, gambar-gambar dan mosaik-mosaik Yesus dan para santo mengungkapkan kearifan yang kontemplatif. Gereja Timur memiliki pendekatan pada masalah teologi dan konsep Tuhan yang tradisinya berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gereja Latin Barat di Roma.

Orang-orang Bizantium dipandang sebagai antitesis dari identitas orang barat. Orang Bizantium yang kebanyakan berdarah Yunani, dianggap sebagai bukan orang Eropa. Keanggunan dan kecanggihan mereka (yang dalam kenyataannya membuat orang barat iri karena orang Yunani lebih unggul) telah dipelintir menjadi sifat banci yang lemah. Orang barat menampilkan otot kasar mereka melawan otak orang Byzantium.

Pada akhir abad 10, terjadi Reformasi Cluny di Eropa. Reformasi ini ingin mengkristenkan masyarakat Eropa dan mendidik mereka dalam cara Kristen sejati. Gerakan reformasi itu cukup berhasil. Perlahan orang Eropa menjadi Kristen, walaupun tak semuanya memiliki semangat Kristen. Paus Urban II, adalah seorang pendukung Reformasi Cluny, dan perang salib yang digagasnya dapat dipandang sebagai salah satu hasil yang paling dramatis dari gerakan ini.

Perlu dicatat bahwa perang salib bukan hanya perang antara umat kristiani melawan kaum muslimin. Tetapi juga antara Katolik versus gereja Eropa Timur, Katolik versus Pagan, Katolik versus Catahry, Katolik versus Yahudi.

Perang Salib/Crusade War/Perang Sabil
Latar belakang utama : adanya permintaan kerajaan Romawi timur (Bizantium) untuk membantu mereka mengatasi serangan dari dinasti Turki Seljuk.

Lamanya perang salib : Kurang lebih 398 tahun (1095-1493)

Pihak – pihak yang terlibat :
  • Dari pihak Kristen Katolik :
  • Gereja Katolik Roma
  • Kerajaan-kerajaan Eropa seperti : Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan lain – lain
  • Ordo-ordo suci seperti : Templar, Teutonik, Hospitaller
  • Bangsawan tuan tanah dan rakyat biasa

Dari pihak Kristen Eropa Timur :
  • Kekaisaran Byzantium
  • Gereja Eropa Timur
Dari pihak Islam :
  • Tiga kekhalifahan : Fatimiyah, Abbasiyah dan Turki Seljuk
Dari pihak lain :
  • Pagan : Slav, Wend, dan lain-lan
  • Kristen Non Katolik : Gereja Eropa Timur, Cathary dan lain-lain
  • Yahudi

Latar Belakang Perang Salib

Penyebab atau latar belakang paling utama dari dicetuskannya perang salib oleh paus Urbanus II adalah adanya permintaan kerajaan Romawi timur (Bizantium) untuk membantu mereka mengatasi serangan dari dinasti Turki Seljuk. Dalam postingan kali ini saya membagi latar belakang perang salib kepada 3 sudut pandang, yaitu : agama, ekonomi dan politik.

Agama
  1. Menguasai kembali Yerusalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan Muslim yang telah mendominasi sejak zaman khalifah Umar ibnu Khattab.
  2. “Penebusan Dosa” yang dijanjikan oleh pihak gereja menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara menghindar dari kutukan abadi di Neraka. Apalagi mengingat mahalnya surat penebusan dosa yang “dijual” oleh pihak gereja.
  3. Titik balik lain yang berpengaruh terhadap pandangan perlunya diadakan perang salib kepada kaum muslimin adalah ketika pada tahun 1009, kalifah Bani Fatimiah, Al-Hakim bi-Amr Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam Suci (Church of The Holy Sepulchre).
  4. Banyak laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman kaum Muslim terhadap para peziarah Kristen. Laporan yang didapat dari para peziarah yang pulang ini kemudian memainkan peranan penting dalam perkembangan Perang Salib pada akhir abad itu. Padahal yang melakukan serangan itu adalah suku-suku Seljuk dari Turki bukan khalifah resmi yang berada di Mesir.
  5. Doktrin bahwa salah satu syarat agar Yesus Kristus kembali ke dunia adalah kembali berdirinya Negara Israel raya.

Ekonomi
  1. Saat itu di abad pertengahan dimana eropa masih berada di masa kegelapan (dark ages) masyarakatnya masih sangat percaya pada agama (dalam hal ini agama kristen) dan seperti lazimnya pemeluk suatu kepercayaan, melakukan ziarah (pilgrimage) ke tempat-tempat yang dianggap suci.Yerusalam tempat dimana Yesus dibesarkan dan disalibkan menjadi tempat yang paling ramai diziarahi. Dan bayangkan berapa pemasukan yang bisa diperoleh ? Siapapun yang menguasai Yerusalem akan menguasai sumber kas yang sangat sehat. Paus Urban II yang mencetuskan perang salib juga tentunya memikirkan hal itu.
  2. Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa yang sebelumnya tidak mereka kenal atau amat jarang ditemukan dan sangat mahal. Barang-barang ini termasuk berbagai macam rempah-rempah, gading, batu-batu mulia, teknik pembuatan barang kaca yang maju, bentuk awal dari mesiu, jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia lainnya dan banyak lagi. Sehingga dengan menguasai Yerusalem plus menghancurkan khalifah praktis mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi.
Politik
  1. Respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspansi dari dinasti Turki Seljuk yang beragama Islam ke Anatolia
  2. Pecahnya Kekaisaran Carolingian pada akhir Abad Ke-9, dikombinasikan dengan stabilnya perbatasan Eropa sesudah peng-Kristen-an bangsa-bangsa Viking, Slav dan Magyar, telah membuat kelas petarung bersenjata yang energinya digunakan secara salah untuk bertengkar satu sama lain dan meneror penduduk setempat. Gereja berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan Pax Dei dan Treuga Dei. Usaha ini dinilai berhasil, akan tetapi para ksatria yang berpengalaman selalu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan untuk memperluas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya Yerusalem – yang berada jauh di Timur – sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi invasi dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. Akan tetapi, kekuatan bersenjata kaum Muslimlah yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Orthodox Timur.
  3. Ketika Kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan membantu mencapai tujuannya.Tidak masalah meskipun Paus telah mengucilkan patriark Konstantinopel, serta Katolik dan Kristen Ortodoks Timor tidak lagi merupakan satu gereja. Urbanus mencari jalan untuk menguasai Timur, sementara ia menemukan cara pengalihan bagi para pangeran Barat yang bertengkar terus.
  4. Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan.
  5. Di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Ksatria-ksatria Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah. Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari. Sepanjang jalan, massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia

Kamis, 01 Juli 2010

Peristiwa/Kejadian Unik Di Perang Salib

Apakah anda tahu, kalau raja Richard dari Inggris tidak bisa berbahasa Inggris? Ataukah anda tahu kalau raja Richard dan sultan Saladin sering makan malam bersama dijeda pertempurannya?
Seperti layaknya perang-perang yang lain, maka perang salib banyak sekali menyimpan cerita atau fakta unik dibaliknya.
  1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.
  2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai " The Absent King
  3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : "Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi"
  4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.
  5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran
  6. Ketika ada salah satu panglima perang saladin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya pada saladin serta berkata, "Aku tidak ingin orang ini mengacaukan "permainan" kecil kita". Dan keesokan harinya mereka bertempur sengit.
  7. Pernah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang saladin tumpul dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar saladin mengasahnya
  8. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?
  9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.
  10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu
  11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.
  12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).
  13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenernya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir
  14. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya 'berbahaya'.
  15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.
  16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack
  17. Pasukan turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan genghis khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.
  18. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.
  19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayab tapi menjadi pasukan khusus
  20. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 - 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full - time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.
  21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.
  22. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin
  23. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko
  24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Saladin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk yaitu Baybar adalah komandan yang garang. Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti crusaders. Kalau crusaders dibawah pimpinan Richard pernah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya. Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.
  25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi. Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta dll. Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sbg 'humor pasukan artileri'. Namun Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.
  26. Akibat dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka.Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad.Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.

mengapa AS takut menyerang INDONESIA

Pentagon membayangkan jika AS terpaksa harus menyerang Indonesia
berapa kerugian yang harus di pikul pihak AS dan berapa keuntungan
pihak indonesia dari kehadiran tentara AS di sana.

Begitu memasuki perairan dataran indonesia, mereka akan di hadang
pihak bea cukai karena membawa masuk senjata api dan senjata tajam
serta peralatan perang tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini
berarti mereka harus menyediakan "Uang Damai", coba hitung berapa
besarnya jika bawaanya sedemikian banyak.

Kemudian mereka mendirikan Base camp militer , bisa di tebak di
sekitar base camp pasti akan di kelilingi oleh penjual Bakso, Tukang
Es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral Cel-Dam Rp. 10000 3 Pcs.
Belum lagi para pengusaha komedi puter bakal ikut mangkal di sekitar
base camp juga.

Kemudian kendaraan-kendaraan tempur serta tank -tank lapis baja yang
di parkir dekat base camp akan di kenakan retribusi parkir oleh
petugas dari dinas perpakiran daerah. Jika dua jam pertama
perkendaraan dikenakan Rp. 10.000,- (maklum tarif orang bule), berapa
yang harus di bayar AS kalau kendaraan & tank harus parkir selama
sebulan.

Sepanjang jalan ke lokasi base camp pasukan AS harus menghadapi para
Mr. Cepek yang berlagak memperbaiki jalan sambil memungut biaya bagi
kendaraan yang melewati jalan tersebut. Dan jika kendaran tempur dan
tank harus membelok atau melewati pertigaan mereka harus menyiapkan
recehan untuk para Mr. Cepe.

Suatu kerepotan besar bagi rombongan pasukan jika harus berkonvoi,
karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan di hampiri para
pengamen, pengemis dan anak-anak jalanan, ini berarti harus
mengeluarkan recehan lagi. Belum lagi jika di jalan bertemu polisi
yang sedang bokek, udah pasti kena semprit kerena konvoi tanpa izin.
Bayangkan berapa uang damai yang harus di keluarkan.

Di base camp militer, tentara AS sudah pasti nggak bisa tidur, karena
nyamuknya masya Allah, gede-gede kayak vampire. Malam hari di hutan
yang sepi mereka akan di kunjungi para wanita yang tertawa dan
menangis. Harusnya mereka senang karena bisa berkencan dengan wanita
ini tapi kesenangan tersebut akan sirna begitu melihat para wanita
ini punya bolong besar di punggungnya.

Pagi harinya mereka tidak bisa mandi karena di sungai banyak di lalui
"Rudal Kuning" yang di tembakkan penduduk setempat dari "Flying
helicopter" alias wc terapung di atas sungai.

Pasukan AS juga tidak bisa jauh jauh dari pelaratan perangnya, karena
di sekitar base camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap
mempereteli peralatan perang canggih yang mereka bawa. Meleng sedikit
saja tank canggih mereka bakal siap dikiloin.

Belum lagi para curanmor yang siap beraksi dengan kunci T-nya siap merebut
jip-jip
perang mereka yang kalau di dempul dan cat ulang bisa di jual mahal
ke anak-anak orang kaya yang pengen gaya-gayaan.

Dan yang lebih menyedihkan lagi badan pasukan AS akan jamuran karena
tidak bisa berganti pakaian. Kalau berani nekat menjemur pakaiannya
dan meleng sedikit saja, besok pakaian mereka sudah mejeng di pasar
jatinegara di lapak-lapak pakaian bekas.

Peralatan telekomunikasi mereka juga harus di jaga ketat, karena para
bandit kapak merah sudah mengincar peralatan canggih itu.
Dan mereka juga harus membayar sewa tanah yang di gunakan untuk base
camp kepada haji Husin, haji mamat, dan engkong jai' para pemilik
tanah. Di samping itu mereka juga harus minta izin kepada RT/ RW dan
kelurahan setempat, berapa meja yang harus di lalui dan berapa banyak
dana yang harus di siapkan untuk meng-Amplopi pejabat-pejabat ini.

Para komandan di pasukan AS ini juga akan kena tugas tambahan
mengawasi para prajuritnya yang banyak menyelinap keluar base camp
buat nonton dangdut di RW 06, katanya ada Inul di sana.
Membayangkan ini semua akhinya Amerika memutuskan TIDAK AKAN
MENYERANG INDONESIA !!!