Rabu, 15 Desember 2010

RANGKUMAN KALIMAT EFEKTIF


     Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis.

Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. Kesatuan pikiran
     Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh kalimat : Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

2. Kepaduan
     Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antar kata yang menduduki fungsi dalam kalimat.
Kepaduan akan rusak oleh :
1. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
2. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
     3. Pemakaian kata yang tumpang tindih
4. Salah menggunakan keterangan aspek

3. Subjek dan predikat
     Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut :
· Hakim menjatuhkan hukuman mati.
· Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa.
· Metafisika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hal-hal nonfisik.
Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata, serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja. Ada juga subjek yang diberi keterangan di belakangnya. Kalimat harus mempunyai struktur yang jelas, setiap kata kelompok kata harus jelas fungsinya dalam kalimat. Perhatikan kalimat berikut.
Contoh :
Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.
S                           P                               O
4. Pengembangan struktur dasar kalimat (Subjek dan Predikat)
     Kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan member keterangan tambahan pada subjek dan atau predikat. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut.
1) Aku/pelukis.
2) Aku seorang/pelukis.
3) Aku hanya seorang/pelukis.
4) Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/pelukis.
5) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis.
6) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional.
7) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional yang sesungguhnya.
     Sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur dasar kalimatnya.

5. Kalimat pasif dan kalimat aktif
Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis.


Syarat kalimat efektif
1. Penekanan
     Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau akting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara :
  1. Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awa kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
  2. Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi ebih jeas dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya.
  3. Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
  4. Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan sacara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.

2. Kesejajaran
     Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran :
1) Kesejajaran bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya. Jika kata kerja juga kata kata kerja, jika frase juga frase.
2) Kesejajaran makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek).
3) Kesejajaran rincian pilihan
Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar.

3. Kehematan
     Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara :
1) Penghematan subjek : Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
2) Penghilangan hiponimi : hiponimi ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.
3) Penghilangan kata depan dari dan daripada : Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata depan ini banyak dipakai secara tidak tepat.
4) Penyingkatan kata : Usaha yang dilakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
5) Penyingkatan ungkapan : Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.
6) Penyingkatan kalimat : Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.

4. Keterbacaan
     Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.
Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.
1) Kejelasan
Tulisan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dipengaruhi oleh panjang pendek kalimat.
Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolt Flesch dari Amerika Serikat.

5. Pengaruh bahasa inggris
     Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.
Perhatikan contoh berikut
The man to whom she is married has been married twicw before.
According to law, that action is wrong.
Kalimat bahasa inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi
Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali.
Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.
Seharusnya :
 Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.
Menurut hukum, perbuatan itu salah. (Eyang Ageng Sastranegara)


Referensi : Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas     : 5 KA 22
Npm      : 17109331
Jurusan  : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Rabu, 08 Desember 2010

RANGKUMAN BAB REPRODUKSI RINGKASAN DAN IKHTISAR

-->
                        
Ringkasan
1. Pengertian Ringkasan
     Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Kata précis berarti memotong atau memangkas.

2. Teknik Membuat Ringkasan
a. Membaca naskah asli. Kalau perlu penulis membaca ulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tentang karangan itu secara menyeluruh. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan utama. Pencatatan itu dilakukan untuk dua tujuan, pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
c. Mengadakan reproduksi. Hal yang harus diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
d. Ketentuan tambahan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.

Resensi
     Pengertian resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain. Disamping itu pertimbangan-pertimbangan buku harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan para pembacanya. Dasar resensi oleh penulis untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resensi itu. Penulis resensi harus menemukan apa tujuan pengarang dalam menulis buku itu. Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Singkatnya penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu: kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.
     Sasaran-sasaran resensi harus memiliki pokok-pokok yang dijadikan penilaian sebuah buku atau karya, yaitu: Pertama, Latar belakang yaitu dimana penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Kedua, Macam atau jenis buku yaitu para pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Ketiga, Keunggulan buku yaitu yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Keempat, Nilai buku yaitu nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Dan yang kelima adalah Penerapan. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber :Buku Komposisi. Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

Nama   : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas   : 5KA22
NPM   : 17109331
Jurusan : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo