Rabu, 15 Desember 2010

RANGKUMAN KALIMAT EFEKTIF


     Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis.

Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. Kesatuan pikiran
     Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh kalimat : Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

2. Kepaduan
     Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antar kata yang menduduki fungsi dalam kalimat.
Kepaduan akan rusak oleh :
1. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
2. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
     3. Pemakaian kata yang tumpang tindih
4. Salah menggunakan keterangan aspek

3. Subjek dan predikat
     Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut :
· Hakim menjatuhkan hukuman mati.
· Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa.
· Metafisika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hal-hal nonfisik.
Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata, serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja. Ada juga subjek yang diberi keterangan di belakangnya. Kalimat harus mempunyai struktur yang jelas, setiap kata kelompok kata harus jelas fungsinya dalam kalimat. Perhatikan kalimat berikut.
Contoh :
Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.
S                           P                               O
4. Pengembangan struktur dasar kalimat (Subjek dan Predikat)
     Kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan member keterangan tambahan pada subjek dan atau predikat. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut.
1) Aku/pelukis.
2) Aku seorang/pelukis.
3) Aku hanya seorang/pelukis.
4) Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/pelukis.
5) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis.
6) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional.
7) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional yang sesungguhnya.
     Sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur dasar kalimatnya.

5. Kalimat pasif dan kalimat aktif
Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis.


Syarat kalimat efektif
1. Penekanan
     Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau akting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara :
  1. Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awa kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
  2. Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi ebih jeas dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya.
  3. Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
  4. Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan sacara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.

2. Kesejajaran
     Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran :
1) Kesejajaran bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya. Jika kata kerja juga kata kata kerja, jika frase juga frase.
2) Kesejajaran makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek).
3) Kesejajaran rincian pilihan
Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar.

3. Kehematan
     Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara :
1) Penghematan subjek : Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
2) Penghilangan hiponimi : hiponimi ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.
3) Penghilangan kata depan dari dan daripada : Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata depan ini banyak dipakai secara tidak tepat.
4) Penyingkatan kata : Usaha yang dilakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
5) Penyingkatan ungkapan : Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.
6) Penyingkatan kalimat : Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.

4. Keterbacaan
     Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.
Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.
1) Kejelasan
Tulisan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dipengaruhi oleh panjang pendek kalimat.
Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolt Flesch dari Amerika Serikat.

5. Pengaruh bahasa inggris
     Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.
Perhatikan contoh berikut
The man to whom she is married has been married twicw before.
According to law, that action is wrong.
Kalimat bahasa inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi
Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali.
Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.
Seharusnya :
 Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.
Menurut hukum, perbuatan itu salah. (Eyang Ageng Sastranegara)


Referensi : Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas     : 5 KA 22
Npm      : 17109331
Jurusan  : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Rabu, 08 Desember 2010

RANGKUMAN BAB REPRODUKSI RINGKASAN DAN IKHTISAR

-->
                        
Ringkasan
1. Pengertian Ringkasan
     Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Kata précis berarti memotong atau memangkas.

2. Teknik Membuat Ringkasan
a. Membaca naskah asli. Kalau perlu penulis membaca ulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tentang karangan itu secara menyeluruh. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan utama. Pencatatan itu dilakukan untuk dua tujuan, pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
c. Mengadakan reproduksi. Hal yang harus diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
d. Ketentuan tambahan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.

Resensi
     Pengertian resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain. Disamping itu pertimbangan-pertimbangan buku harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan para pembacanya. Dasar resensi oleh penulis untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resensi itu. Penulis resensi harus menemukan apa tujuan pengarang dalam menulis buku itu. Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Singkatnya penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu: kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.
     Sasaran-sasaran resensi harus memiliki pokok-pokok yang dijadikan penilaian sebuah buku atau karya, yaitu: Pertama, Latar belakang yaitu dimana penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Kedua, Macam atau jenis buku yaitu para pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Ketiga, Keunggulan buku yaitu yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Keempat, Nilai buku yaitu nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Dan yang kelima adalah Penerapan. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber :Buku Komposisi. Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

Nama   : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas   : 5KA22
NPM   : 17109331
Jurusan : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Senin, 29 November 2010

Hubungan Bahasa Indonesia dan Etika

-->
     Arus globalisasi berimbas pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya, internet, facebook misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Berlandaskan alasan globalisasi dan prestise, masyarakat mulai kehilangan rasa bangga menggunakan bahasa nasional. Tidak hanya pada rakyat kecil, ‘krisis bahasa’ juga ditemukan pada para pejabat negara. Kurang intelek katanya kalau dalam setiap ucapan tidak dibumbui selingan bahasa asing yang sebenarnya tidak perlu. Hal tersebut memunculkan istilah baru, yaitu ‘Indoglish’ kependekan dari ‘Indonesian-English’ untuk fenomena bahasa yang kian menghantam bahasa Indonesia. Sulit dipungkiri memang, bahasa asing kini telah menjamur penggunaannya. Mulai dari judul film, judul buku, judul lagu, sampai pemberian nama merk produk dalam negeri. Kita pun merasa lebih bangga jika lancar dalam berbicara bahasa asing. Namun, apapun alasannya, entah itu menjaga prestise, mengikuti perkembangan zaman, ataupun untuk meraup keuntungan, tanpa kita sadari secara perlahan kita telah ikut andil dalam mengikis kepribadian dan jati diri bangsa kita sendiri.

     Sekarang ini penggunaan bentuk ‘Inggris’ sudah banyak menggejala. Dalam bidang internet dan komputer kita banyak menggunakan kata mendownload, mengupload, mengupdate, dienter, direlease, didiscount, dan lain sebagainya. Tidak hanya dalam bidang komputer saja, di bidang lain pun sering kita jumpai. Selain bahasa Asing, kedudukan bahasa Indonesia juga semakin terdesak dengan pemakain bahasa-bahasa gaul di kalangan remaja. Bahasa gaul ini sering kita temukan dalam pesan singkat atau sms, chatting, dan sejenisnya.

     Untuk itu, Bahasa Indonesia harus tetap digunakan pada rel yang benar, agar perilaku generasi bangsa tidak semakin memburuk di masa depan. Hal ini penting, sebab bahasa merupakan sesuatu yang digunakan sehari-hari, apabila bahasa yang digunakan buruk, maka dapat dikatakan bahwa hal itu merupakan perilaku buruk yang akan mempengaruhi kepada psikologi pribadi dan tata nilai di masyarakat. Jangan menganggap remeh bahasa yang digunakan sehari-hari, apakah itu Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah, yang jelas norma-norma dan kaidah-kaidah berbahasa sangat kuat pengaruhnya bagi diri pribadi dan bagi orang lain. Sudah pasti Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini merupakan bahasa yang baik, di dalamnya terdapat amanat agar bangsa kita menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan bijaksana, dengan sopan dan beretika, hanya orangnya saja yang menggunakan Bahasa Indonesia terkadang tidak beretika, misalnya dengan berkata kasar, mencaci-maki, mencela, berbicara jorok, dan lain-lain.

SIMPULAN
     Berdasarkan pembahasan ini dapat ditarik simpulan bahwa era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat berpengaruh terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi seharusnya bisa kita manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Intinya adalah gunakanlah bahasa dengan baik dan dengan beretika, karena bahasa merupakan cermin moral dan etika. (Eyang Ageng Sastranegara)


   

Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas     : 5 KA 22
Npm      : 17109331
Jurusan  : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Senin, 22 November 2010

Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK

-->
A. Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

     Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional kita. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Dalam buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Dengan bahasalah, kita dapat menguasai ilmu tersebut.

     Seperti kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti Negara-negara di Eropa dan Amerika. Perkembangan bahasa Inggris seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju perkembangan budaya bangsanya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.

     Upaya apa yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama kita harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981:179) kesalahan tersebut bukan karena ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini Pusat Bahasa masih memberlakukan upaya untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

     Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.

B. Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Keagamaan

     Bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat/sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Hal tersebut sudah terjadi sejak negara maritim Sriwijaya yang beribu kota di Sumatra pernah menjadi pusat pengajian dan penyiaran agama Budha.

     Begitu pula dengan agama Islam ketika masuk ke wilayah Asia Tenggara. Bahasa Melayu ikut memegang peranan penting untuk penyebarannya agama ke daerah-daerah yang jauh. Demikian pula dengan bangsa Portugis, bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia, dalam usaha perdagangan dan misinya menyebarkan agama di Kepulauan Maluku, juga menggunakan bahasa Melayu bukan bahasa Portugis dan bukan pula bahasa setempat sebagai bahasa pengantar.

     Bahasa Indonesia dapat disebutkan kegiatan keagamaan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga sudah ada sejak lama sekali.
Adanya mantra-mantra yang sampai sekarang menunjukkan bukti kegiatan itu. Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada sejak sebelum agama Islam datang ke Indonesia, bahkan sebelum agama Hindu dan Budha. Mantra-mantra itu diajarkan oleh guru kepada murid, oleh generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Semua itu masih serba lisan sebab pada saat itu tulisan belum dikenal. Ini membuktikan bahwa saat itu bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi keagamaan.
Kesimpulannya :
     Dalam IPTEK bahasa Indonesia berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan dalam IPTAK berperan sebagai sarana komunikasi keagamaan.
     Fungsi Bahasa secara garis besar, yaitu sebagai sarana ekpresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, dan sebagai alat kontrol sosial. Sedangkan fungsi bahasa dalam masyarakat adalah alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, dan alat untuk mengidentifikasi diri. (Eyang Ageng Sastranegara)

Referensi : http://zharq.blogspot.com/2010/03/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia-dalam.html

   

Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas     : 5 KA 22
Npm      : 17109331
Jurusan  : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Senin, 15 November 2010

PENERAPAN IT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



     Dari waktu ke waktu teknologi informasi mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat cepat dan saat ini sudah menjadi tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan teknologi informasi adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Kemajuan teknologi informasi, telah melahirkan banyak perubahan mendasar dalam kehidupan manusia saat ini, memberikan banyak kemudahan dan membantu pekerjaan manusia. Teknologi Informasi tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Mulai dari wahana teknologi informasi yang paling sederhana berupa perangkat radio dan televisi, hingga internet dan telepon genggam.

     Ketersediaan informasi yang dapat diakses tanpa batas waktu secara cepat melalui telepon rumah, telepon genggam, televisi, komputer, jaringan internet dan berbagai media elektronik, telah menggeser cara manusia bekerja, belajar, mengelola perusahaan, menjalankan pemerintahan, berbelanja ataupun melakukan kegiatan perdagangan. Dalam dunia perbankan teknologi Internet mulai menjadi trend. Pelayanan (servis) ini mulai menjadi tuntutan dari sebagian nasabah bank, sama halnya dengan servis ATM dan phone banking atau SMS banking. Akan aneh jika sebuah bank tidak mengikuti trend ini karena telah merupakan bagian pelayanan prima dari suatu bank. Adanya tuntutan internet banking ini datangnya dari nasabah yang menginginkan servis cepat, aman, nyaman murah dan tersedia setiap saat dan dapat diakses dari mana saja baik itu dari HP, Komputer, laptop, notebook, PDA, dan sebagainya.

     Istilah teknologi informasi pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu. Dalam ensiklopedia manajemen teknologi dijelaskan sebagai suatu metode penerapan ilmu pengetahuan untuk kebutuhan kehidupan manusia. Sedangkan pengertian informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Menurut RUU teknologi informasi mengartikan teknologi informasi sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi dalam ensiklopedia manajemen berarti data yang telah diproses ke dalam bentuk yang bermakna. Informasi itu sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, database.
Sebuah informasi dapat dikatakan berguna apabila ditopang oleh tiga hal :
1. Tepat pada kebutuhannya atau relevan.
2. Tepat pada waktunya atau timelines.
3. Tepat nilainya atau sangat cepat dan pesat dan saat ini sudah menjadi tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi.

     Informasi dapat mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang. Perubahan informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau hari atau bahkan jam, melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik. Sebagai contoh adalah seseorang dari Indonesia mengirimkan sejumlah uang untuk anaknya yang sekolah di Australia, pada saat yang hampir bersamaan si anak langsung menerima uangnya lewat bank atau ATM. Perubahan harga saham sebuah perusahaan di Bursa Efek Jakarta hanya membutuhkan waktu kurang dari sepersepuluh detik untuk diketahui di Surabaya. demikian juga pertandingan sepak bola dunia di Inggris, pada waktu yang bersamaan bisa disaksikan dari seluruh dunia. (Eyang Ageng Sastranegara)
   

Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas     : 5 KA 22
Npm      : 17109331
Jurusan  : Sistem Informasi
Dosen   : Drs. Sugito Martodiwiryo

Senin, 08 November 2010

Profil diri


     Pada tanggal 23 Juli hari sabtu pahing lahirlah seorang bayi mungil yang lucu, cakep, imut, dan baik hati yang di beri nama Judhy Ardhi Setiawan, yang menurut orang tuanya nama itu memiliki arti jujur, adil, arif, baik hati, dan setia kawan. Teman-temanku biasa memanggil aku Judy, sedangkan dirumah aku biasa dipanggil dengan sebutan Ade karena Aku adalah anak bungsu.

     Aku terlahir di keluarga yang sangat menyenangkan, Ayahku bernama Sumardi. Ayahku bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan terkemuka di Jakarta, beliau seorang ayah yang sangat humoris. Sedangkan mamaku tercinta bernama Rini. Beliau adalah seorang ibu rumahtangga yang sangat menyayangi dan memperhatikan anak-anaknya. Maka dari itu aku bangga sekali sebagai anak mereka. Aku anak kedua dari dua bersaudara, saudara perempuanku bernama Riza Sandra Kartikasari. Aku beralamat di Perumahan Taman Harapan Baru Blok A3 No.9 RT 09 RW 26 Bekasi. Aku merupakan seorang yang cuek, pendiam ,dan pemalu maka dari itu orang yang belum mengenalku sering mengangap aku jutek dan sombong. Namun apabila telah mengenal aku maka orang akan mengetahui bahwa sifatku yang sebenarnya adalah lucu, baik hati, menyenangkan, dan tidak sombong. Hobiku sebenarnya banyak, tapi yang paling aku sukai adalah mendengarkan musik dan membaca, dari kecil mamaku sering membelikan aku buku bacaan, dan yang paling aku sukai adalah cerita tentang sejarah kerajaan, novel–novel misteri dan konspirasi. Sedangkan musik yang aku suka adalah musik yang bergenre Punk Rock, namun aku juga menyukai lagu–lagu pop lama seperti The Beatles, Scorpion, dan Air Supply. Cita-citaku waktu kecil adalah ingin menjadi dokter, tapi seiring berjalannya waktu maka cita-citaku sekarang berubah yaitu ingin membahagiakankan orangtua, dan bisa jadi orang sukses dan memiliki usaha sendiri, syukur–syukur bisa juga menjadi programer yang handal dan menciptakan suatu penemuan baru seperti tokoh idola saya Bill Gates yang mendirikan Microsoft dan Steve Jobs pendiri Apple.

     Masa kecilku kulewati dengan hal-hal yang sangat menarik misalnya saja sewaktu umurku 4 tahun tepatnya pada tahun 1992 aku bersekolah di Taman Kanak-kanak Indah Dahlia yang berlokasi di Duren Sawit Jakarta Timur, disana aku dikenal sebagai anak yang aktif dan suka jahil terhadap teman–temanku. Pada tahun 1994 aku meneruskan di Sekolah Dasar St. Maria Immacullata yang terletak di daerah Jakarta Timur. setelah lulus Sekolah Dasar Pada tahun 2000 aku lalu meneruskan di Sekolah Menengah Pertama Budhaya St. Agustinus. Kemudian Pada tahun 2003 aku bersekolah di SMA Negeri 59 Jakarta, namun karena Ayahku pensiun dan berniat membuka usaha di daerah Bekasi maka sejak kelas 2 SMA aku pindah sekolah ke SMA Negeri 10 bekasi. Sewaktu SMA aku banyak menemukan hal-hal baru yang menarik minatku contohnya saja disana pertama kali aku tertarik dengan komputer karena guru komputerku yang mengajarkan cara membuat web dengan html dan juga cara membuat program-program sederhana dengan bahasa pemrograman VB. Karena ketertarikanku akan komputer itu maka setelah lulus SMA aku memutuskan untuk mengambil kuliah yang berhubungan dengan komputer. Pada tahun 2006 akhirnya aku meneruskan kuliah di Perguruan Tinggi Universitas Gunadarma, aku memilih Universitas Gunadarma karena pertimbangan bahwa Univesitas Gunadarma merupakan salah satu Universitas swasta yang sudah terkenal namanya dalam bidang teknologi informasi. Aku mengambil jurusan Manajemen Informatika jenjang D3, setelah 3 tahun kuliah aku berhasil menyelesaikan program D3 dan langsung melanjutkan kuliah mengambil program S1 Sistem Informasi, masih di Universitas Gunadarma.  

     Aku sangat menyukai pergi ke tempat-tempat wisata yang menawarkan keindahan panorama alamnya. Pada waktu SMA aku juga mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pecinta alam sehingga saya sering mengikuti kegiatan naik gunung. Setiap berada di puncak gunung ada kepuasan tersendiri yang aku rasakan karena telah berhasil naik sampai kepuncak, selain itu ada juga perasaan nyaman karena sejuk dan damainya suasana pegunungan yang masih alami dan belum terpolusi. Aku sangat menikmati berada di tempat-tempat yang bersuasana sejuk dan alami. Kebetulan kampung halaman ayahku masih memiliki suasana keindahan alam yang asri. Di desa ayahku tepatnya di daerah Wonosari Yogyakarta masih sangat terjaga kebersihan dan keindahan alamnya. Disana terdapat sebuah goa yang sangat indah bernama goa Gremeng, di dalam goa itu terdapat batuan-batuan stalaknit yang bergantung dan terukir dengan indahnya pada atap-atap goa tersebut. Selain itu air yang mengalir dari goa tersebut sangat jernih dan dingin. Karena itu aku sangat senang sekali setiap berkujung ke kampung halaman ayahku. (Eyang Ageng Sastranegara)
   
Nama     : Judhy Ardhi Setiawan
Kelas  
   : 5 KA 22
Npm   
   : 17109331
Jurusan   : Sistem Informasi
Dosen
     : Drs. Sugito Martodiwiryo

Rabu, 29 September 2010

Dampak Situs Jejaring Sosial di Kalangan Mahasiswa

Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan. Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar.

Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal  dikalangan mahasiswa adalah facebook, friendster, My Space, dan twitter. Sebagai tempat berkumpulnya para jaringan maka situs jejaring sosial juga memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu sisi positif dan sisi negatif yang saling mengisi kekurangan serta kelebihan dari situs jejaring sosial itu sendiri.

Berikut adalah contoh dampak situs jejaring sosial di kalangan mahasiswa
   * Dampak positif :
  • Menjadikan Anda lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang-orang, Bila dalam diri Anda melekat sifat pemalu, maka sifat tersebut dapat tertutupi karena Anda akan berinteraksi dengan jaringan atau teman-teman Anda melalui kata dalam layar monitor.
  • Selain sebagai tempat berinteraksi dengan jaringan, Anda dapat menggunakan situs jejaring sosial sebagai sarana reuni atau mencari kawan lama Anda.
  • Sebagai media yang baik untuk mempromosikan diri.
  * Dampak negatif :
  • Lupa waktu, selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada dan mengurangi waktu belajar siswa
  • Berkurangnya kemampuan sosialisasi, begitu juga dalam memahami bahasa tubuh lawan bicara. Hal ini dikarenakan tidak terbiasa untuk berkomunikasi secara langsung sehingga dapat menyebabkan seseorang menjadi penyendiri dan susah bergaul.
  • Menjadi media penyebaran pornografi, baik berupa foto maupun video yang di unggah di situs-situs jejaring sosial.

Diharapkan sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai nalar dan pikiran kritis terhadap persoalan yang ada, dapat menggunakan situs-situs jejaring sosial dengan lebih bijaksana dan sesuai dengan aturan, agar dampak negatif yang ditimbulkan menjadi lebih berkurang.





sumber : http://www.kulinet.com/baca/facebook-dan-tali-silaturahmi/813/

Selasa, 06 Juli 2010

Perang Salib VII-IX (habis)

Perang salib VII (1249-52)
Inisiatif untuk Perang Salib ini diambil oleh Raja Louis IX dari Prancis. sekali lagi, strateginya adalah untuk menyerang Mesir dan dijadikan tawaran untuk Palestina. Prajurit Salib dengan cepat mampu mengambil alih Damietta tapi harus membayar mahal ketika mengambil alih Kairo.
Serangan balasan Muslim berhasil menangkap Louis IX. Dia kemudian dibebaskan setelah setuju untuk mengembalikan Damietta dan membayar uang tebusan. Setelah itu Louis IX tetap di Timur beberapa tahun untuk bernegosiasi mengenai pelepasan tawanan dan mengkokohkan kekristenan di wilayah tersebut.

Perang salib VIII (1270)
Perang Salib terakhir juga dipimpin oleh Louis IX. Di tahun-tahun kemudian, perubahan di dunia Muslim mengakibatkan munculnya sejumlah serangan baru ke wilayah Kristen di Tanah Kudus. Warga lokal meminta bantuan militer pada Barat, tapi cuma sedikit bangsa Eropa yang tertarik untuk melakukan kampanye besar. Satu orang yang sekali lagi mau memanggul beban adalah Louis IX. Namun kampanye yang dia lakukan kali ini mencapai kurang dari apa yang dicapai sebelumnya bagi Kerajaan Yerusalem.

Tidak diketahui mengapa, tapi Tunisia di Afrika Utara dijadikan sasaran awal. Setelah disana, wabah peyakit mengambil nyawa banyak orang, termasuk Louis serta saudaranya, Charles Anjou, tiba dengan kapal-kapal Sisilia dan berhasil mengungsikan sisa tentara.

Meskipun ini adalah Perang Salib terakhir, ini bukanlah ekspidisi militer terakhir yang bisa disebut sebagai Perang Salib. Kampanya terus diserukan atas berbagai sasaran (bukan hanya Muslim) oleh Prajurit Salib-orang yang berkaul untuk melakukan perang.

Umat Kristen di Palestina ditinggalkan tanpa bantuan lebih lanjut. Meskipun mengalami kekalahan terus menerus, Kerajaan Yerusalem tetap bertahan sampai 1291, ketika akhirnya musnah. Umat Kristen masih tetap hidup di daerah tersebut bahkan setelah kejatuhan Kerajaan Yerusalem

Perang salib IX (tambahan)
Sejarawan Katholik menganggap penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al Fatih dari Turki tahun 1453 juga sebagai perang Salib, Sedangkan sejarawan Islam menganggap ini sebagai Perang Sabil.

Perang Salib VI

Perang salib VI (1228-29)

Paus Innocent III telah mengijinkan Kaisar Frederick II (1194-1250) untuk menunda partisipasinya di Perang Salib IV supaya dia bisa mengatasi masalah di Jerman. Penerus Innocent III, Gregory IX, kesal terhadap penundaan terus menerus Frederick memperingatkan Frederick untuk memenuhi janjinya. Saat sang Kaisar menunda lagi dengan alasan sakit Paus langsung meng-ekskomunikasi dia. Saat Frederick akhirnya berangkat, dia berperang dalam kondisi ter-ekskomunikasi.
Situasi aneh ini mengawali suatu perang salib yang aneh. Sebagian karena ekskomunikasi dari Frederick sedikit orang yang mendukung dia sehingga dia tidak mampu menggalang kekuatan militer yang besar.
Kaisar Frederick II secara pribadi memimpin perang salib VI. Tapi tanpa pertempuran yang berarti dan berdasarkan pengalaman berdialog dengan Muslim di Pulau Sicilia serta kekuatan militer yang tidak besar. Ia pun berdialog, berunding lagi dengan Muslim yaitu Sultan Mesir Malik Al Kamil yang juga keponakan Shalahuddin, akhirnya disepakati perjanjian damai.
Yerusalem tetap dikuasai oleh Muslim tapi Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dan Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa AS) diberikan kepada pihak Kristen Eropa. Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi, kemudian dimahkotai sebagai Raja Yerusalem di Gereja kuburan Kristus dalam suatu upacara non-religius (Karena Yerusalem dilarang oleh Gereja untuk melakukan upacara religius akibat status Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi). Tahun selanjutnya Frederick II diterima kembali ke Gereja. Namun dia tidak mampu memerintah dengan sukses Kerajaan Yerusalem dari jauh karena baron lokal menolak untuk bekerja sama dengan wakilnya di Yerusalem.

Tahun 1239 dan 1241 ada dua Perang Salib kecil yang dilakukan oleh Thibaud IV dari Champagne dan Roger dari Cornwall. Dua upaya di Syria ini tidak mencapai kesuksesan sama sekali.

Perang Salib V

Perang salib V (1217-1221)
Ini adalah Perang Salib terakhir dimana Gereja memegang peranan. Perang salib ini diserukan oleh Paus yang menyerukan Perang Salib sebelumnya, Innocent III, dan juga oleh Konsili Ekumenis ke 12, Lateran IV. Dan seperti upaya sebelumnya, target dari perang Salib ini bukanlah Palestina tapi Mesir, basis dari kekuatan Muslim, yang diharapkan oleh para Prajurit Salib untuk dijadikan bahan tawaran untuk pembebasan Yerusalem.


Tidak seperti Perang Salib sebelumnya (Keempat) yang menjadi tidak terkendali ditangan awam, upaya kali ini diletakkan dalam otoritas wakil kepausan, Cardinal Pelagius. Dia mempunyai pengetahuan militer dan secara rutin berperan dalam keputusan militer.


Usaha kali ini mengalami kesuksesan awal, dan Pasukan Muslim yang terkejut menawarkan syarat damai yang sangat menguntungkan, termasuk pengembalian Yerusalem. Tapi, Prajurit Salib, dianjurkan oleh Kardinal Pelagius, menolak ini. Sebuah blunder militer mengakibatkan Prajurit Salib kehilangan Damietta yang mereka dapat di awal kampanye ini.


Pada 1221, Pasukan Kristen menerima perjanjian gencatan senjata dengan syarat yang jauh kurang menguntungkan dari yang pertama. Banyak yang menyalahkan Pelagius, beberapa menyalahkan Paus. Banyak juga yang menyalalahkan Kaisar German Frederick II yang tidak tampil di Perang Salib kali ini tapi yang akan tampil sebagai pemeran utama di Perang Salib berikutnya.

Perang Salib IV

Perang salib IV (1204)
Perang Salib keempat berlangsung tahun 1204 bukan antara Islam melawan Kristian melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma yang merebut Takhta Kristian Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang kota ini bernama Istanbul di Turki).

Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Di lain pihak, Perang Salib Keempat dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas kedua pendapat diatas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma utama dalam menyelamatkan Katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi Islam dan tujuan yang kedua adalah mencoba menyelamatkan ke-Kristen-an, dalam konteks inilah, Perang Salib

Perang salib IV dapat dikatakan mengabaikan tujuan yang kedua untuk memperoleh bantuan logistik bagi Dandolo untuk mencapai tujuan yang utama. Meski begitu, Perang Salib Keempat ditentang oleh Paus pada saat itu dan secara umum dikenang sebagai suatu kesalahan besar.

Perang Salib keempat adalah bencana yang tidak terhindarkan. Perang Salib keempat adalah episode yang hanya menyebabkan kerusakan internal dalam Kekristenan. Pada 1198 Paus Innocent III mengajukan Perang Salib keempat. Seperti biasa, Prancis menjawab seruan tersebut. Target baru saat itu adalah Mesir, wilayah yang dulunya Kristen namun sekarang menjadi kekuatan Muslim.

Prajurit Salib berpaling ke bangsa Venesia untuk transportasi, tapi ketika dana yang dikumpulkan tidak cukup, warga Venesia menyarankan agar mereka menyerang dan menangkap Zara, kota Hungaria yang Kristen. Banyak yang menolak dengan keras, termasuk Paus. Tapi perintah Paus diabaikan dan Prajurit Salib mengambil alih Zara atas permintaan warga Venesia.

Masalah berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Alexius, anak dari bekas Kaisar Byzantin Isaac Angelus, meminta bantuan Prajurit Salib untuk mengembalikan tahta ayahnya. Dengan menjanjikan hadiah, Alexius meyakinkan para Prajurit Salib untuk mencoba melakukannya. Surat Paus yang melarang ekspedisi tersebut datang lambat dan Prajurit Salib telah mengambil Konstantinopel, mengembalikan tahta Isaac sebagai Kaisar dan menyatakan anaknya sebagai Kaisar-bersama (Co-emperor).

Paus Innocent III memperingatkan dengan keras para pemimpin dan memerintahkan mereka untuk terus menuju Tanah Kudus, tapi hanya beberapa yang melakukannya. Kebanyakan menunggu hadiah yang dijanjikan Alexius.

Pihak Bizantium yang kurang suka terhadap janji Alexius terhadap Prajurit Salib kemudian membunuh Alexius yang kemudian mengakibatkan tentara salib memperoleh alasan untuk pengambil alihan Bizantium dan kekaisarannya. Konstantinopel kemudian jatuh ke tangan mereka pada 13 April 1204 yang membuat dimulainya penjarahan dan pembunuhan. Kemudian Kaisar Latin untuk Konstantinopel diangkat oleh sebuah konsili yang terdiri dari Prajurit Salib dan warga Venesia. Pemerintahan Byzantin kemudian di re-lokasikan ke Nicaea dan memerintah hanya sebagian dari daerah sebelumnya sampai 1261 saat Konstantinopel di taklukkan oleh Michael VIII Paleologous.

Perang Salib ini adalah perjalanan sia-sia. Tidak hanya tidak sempat untuk berhadapan dengan pasukan Muslim yang menguasai Tanah Kudus, peristiwa ini lebih memisahkan Kekristenan Barat dan Timur disamping merusak secara permanen Kekaisaran Bizantium yang berfungsi sebagai pembatas antara agresi Muslim dengan jantung daerah Kristen.

Di tahun-tahun setelah Perang Salib Keempat, ada beberapa Perang Salib kecil (perang dimana pesertanya bersumpah) untuk memberantas penganut bidah (ajaran sesat) dan anti kristus. Salah satu yang menjadi fokus adalah "Prajurit Salib anak-anak" (1212) dimana ribuan anak diberangkatkan untuk menaklukkan Muslim dengan cinta dan bukan dengan senjata. Seorang anak dari Prancis yang punya visi ini memimpin satu bagian gerakan, sementara satu anak dari Jerman memimpin yang lain. Kebanyakan anak sampai ke Italy. Namun gerakan ini tidak pernah sampai ke Tanah Kudus dan kebanyakan anak mati lapar atau atau mati lelah atau dijual orang jahat dari Italia sebagai budak Muslim. Meskipun begitu gerakan ini menimbulkan simpati yang mengarah ke Perang Salib Kelima.

Perang Salib III

Perang salib III (1188-92)
Episode perang salib III inilah yang paling legendaris. Karena adanya pertarungan sengit antara Raja Richard versus Sultan Saladin.

Pada tahun 1157, Nuruddin jatuh sakit yang cukup berat dan tak kunjung sembuh hingga dua tahun kemudian. Para amirnya telah diberitahukan dan mengusulkan untuk merebut Antiokhia, tapi Nuruddin menolaknya. Nuruddin tahu, ini belum saatnya untuk menyerang Yerusalem dan kota-kota sekitarnya. Kaisar Manuel dari Byzantium baru saja menaklukan Anatolia dengan kekuatan militernya. Kemenangan Byzantium di utara ini memaksa Nuruddin untuk mencari front pertempuran yang lain, karena adalah tindakan yang konyol melawan Byzantium yang tengah kuat secara moral setelah penaklukan Anatolia. Jika pun menang, itu pasti diraih dengan sangat tidak mudah dengan risiko banyak kehilangan nyawa prajurit. Pada tanggal 15 Mei 1174, Nuruddin wafat karena serangan jantung di usianya yang ke 60., tetapi kaum muslimin mendapatkan pengganti yang sepadan. Sultan Salahuddin/Saladin!

Sepeninggal Nuruddin pada tahun 1183, Saladin yang telah berhasil mengambil alih kekuasaan khalifah dari bani Fathimiyah yang syiah, memulai gerakannya untuk membebaskan Palestina dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Yordania dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Yerusalem, segera saja memobilisasi tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath.

Disinilah terjadi perang Hittin yang berakhir dengan kemenangan gilang gemilang Sultan Saladin. Dimana kemenangan di perang Hittin berujung pada terbebasnya Yerusalem yang akan bertahan selama lebih dari 800 tahun, sampai tahun 1967 ketika Israel berhasil menginjak-nginjak kedaulatan bangsa Palestina. Dimana secara rinci kisah tentang perang Hittin akan saya posting tersendiri.

Setelah penaklukan Yerusalem, Bahauddin, sang penulis biografi Saladin, menceritakan pada kita sebuah kisah yang menunjukkan pandangan baru akan orang-orang Kristen. Waktu itu Bahauddin dan Saladin sedang berkuda di sepanjang pantai Palestina, memandang gelombang laut yang liar di musim dingin. Saladin berkata, “Aku pikir ketika Allah memberiku kemenangan atas seluruh tanah Palestina, maka aku akan membagi wilayahku, membuat wasiat untuk menyatakan harapan-harapanku, dan kemudian berlayar ke negeri-negeri mereka yang jauh dan memburu kaum Frank di sana, agar dunia terbebas dari orang-orang yang tak beriman pada Allah.”

Saladin sebenarnya sudah berniat untuk menyeberang ke Eropa dan menegakkan kalimat Allah di sana. Tapi untuk berjihad, Saladin tak perlu pergi ke Eropa karena tak lama setelah kemenangannya di Hittin, Raja William dari Sisilia segera berlayar ke Tirus dengan tujuan segera mengkonsolidasi kekuatan Kristen. Raja Guy dari Lusignan yang dibebaskan oleh Saladin, bukannya berterimakasih, tapi malah ikut bergabung dengan sisa kekuatan Kristen di Tirus dan kemudian berlayar ke Acre untuk mengepung sebuah benteng muslim di kota itu. Tentara Salib dalam jumah besar sedang berlayar dari Denmark dan Frisia untuk membantu Guy mengepung Acre.

Seiring dengan jatuhnya Yerusalem, Paus Gregory VIII menyerukan Perang Salib ketiga. Sayang waktunya bersamaan dengan matinya raja-raja yang pertama kali menjawab panggilan.

Namun tentara salib yang menanggapi seruan perang salib jilid tiga yang dilontarkan oleh Paus Gregory III, tidak terlalu semangat dalam menanggapinya. Baru pada 1191, hampir 4 tahun setelah perang Hittin, tentara salib yang utama sampai di Acre. Keterlambatan ini sebenarnya dikarenakan mereka sedang sibuk dengan masing-masing pertempurannya. Raja Philip Agustus dari Perancis dan Raja Henry II dari Inggris saling menyerbu tiada henti. Pada 6 Jui 1189 Henry II wafat dan Richard The Lion Heart mewarisi kerajaan Inggris.

Raja pertama yang menjawab seruan tersebut adalah William II dari Sisilia. Dia mengirimkan armada ke Timur tapi kemudian mati pada 1189. Henry II dari Inggris setuju untuk berpartisipasi, tapi juga mati di tahun yang sama. Kaisar Jerman, Frederick Barbarossa, yang telah ber-rekonsiliasi dengan Gereja (setelah sebelumnya sempat di ekskomunikasi), berpartisipasi dengan memimpin tentara yang besar yang mengalahkan Pasukan Seljuk pada 1190. Tapi bulan berikutnya, Kaisar yang sudah lanjut ini mati tenggelam saat dia iseng berenang di sungai Calycadnus yang terletak di dataran Seleucia dalam perjalanan ke Yerusalem.

Dua raja yang akhirnya memimpin Perang Salib ini adalah Richard I ("Si Hati Singa, Lion-Hearted), kakak Henry II dan penerusnya. Dan Raja Philip II Agustus dari Prancis.

Setelah wafatnya Henry II, perang pun berhenti dan Richard berkeinginan untuk berangkat ke timur sebagai tentara salib. Sebenarnya keinginan Richard bukan berdasarkan motivasi religius. Karena Richard adalah seorang prajurit, perang salib memberikan tantangan yang menggairahkan sebagai prajurit. Sedangkan Philip Agustus jauh lebih tidak bersemangat menanggapi perang salib, tapi ia sadar bahwa jika ia tidak mengikuti opini pubik dengan menunda keberangkatannya lebih lama, maka itu akan menjadi sebuah kesalahan politik yang cukup fatal. Philip Agustus dan Richard The Lion Heart sepakat untuk berdamai secara resmi dan berangkat bersama meninggalkan Eropa menuju Acre pada tahun itu.

Gerak maju kedua raja, Richard dan Philip, sangatlah lambat. Berangkat dari masing-masing negerinya, kedua raja ini sepakat untuk ketemu di Sisilia. Rencana mereka akan berlayar menuju Acre dan tidak menempuh jalur darat yang berbahaya.Philip sampai lebih dulu dan langsung mengatur pasukannya untuk mengepung Acre. Sedangkan Richard tertunda kedatangannya karena asih harus merebut Siprus dan menyerang sebuah kapal logistik kaum Muslim. Baru pada 6 Juni Richard sampai di Acre dan langsung ikut membantu pengepungan Acre.

Pengepungan Acre adalah sebuah pengepungan yang berkepanjangan dan membuat semua orang putus asa. Di dalam kota, pasukan Muslim berjaga-jaga dan kaum sipil menderita akibat pengepungan yang telah berlangsung 2 tahun. Di sekeliling benteng kota tentara salib berkemah mengepung. Sementara itu, di sekeliling kemah tentara salib, berkemahlah ribuan prajurit Muslim Saladin. Di dalam perkemahan tentara salib merebak wabah penyakit dan perseteruan politik antara Richard melawan Philip. Kondisi ini yang membuat mereka tak mampu menaklukkan Acre dengan cepat.

Tentara salib kali ini sangatlah berbeda dengan tentara salib sebelumnya yang sangat termotivasi dengan semangat kristus. Tentara salib pimpinan Richard dan Philip ini sangat sekuler dan terlihat sangat duniawi. Mereka sangat bersemangat ketika Richard menawarkan kepingan emas untuk setiap orang dalam pasukan yang dapat mengambil bongkahan batu dari benteng kaum Muslim. Ini berkebalikan dengan yang terjadi dalam pasukan Muslim, di mana setiap orang bertempur berlandaskan jihad membela agama. Saladin tetap mempertahankan kebiasaannya untuk membacakan hadist-hadist Rasulullah SAW di depan pasukannya sehingga motivasi jihad pasukannya tetap terjaga

Setelah pengepungan panjangnya, akhirnya kota Acre jatuh ke tangan tentara salib. Ketika melihat bendera Kristen dikibarkan dari benteng kota Acre pada tanggal 12 Juli, Saladin menangis bagaikan seorang anak-anak. Acre kemudian dikepung rapat oleh Saladin dari segala penjuru. Dan tentara salib ingin berunding dengan Saladin.

Dalam perundingan itu disepakati bahwa Acre akan diserahkan terhadap kaum Kristen bersama 15.000 orang Kristen yang menjadi tahanan Saladin. Begitu kesepakatan terjadi, Philip merasa telah selesai tugasnya dan kembali ke Perancis. Sedangkan Richard, yang kini menjadi pimpinan tentara salib satu-satunya, tetap tinggal di Acre dan mulai merencanakan operasi-operasi militer baru untuk melawan kaum Muslim. Karena merasa terbebani dengan besarnya jumlah tahanan, Richard menggiring keluar dari benteng 2700 orang Muslim termasuk anak-anak dan perempuan, untuk kemudian dibantai dengan darah dingin.

Di penghujung tahun perundingan menemui jalan buntu lagi, sedangkan pertempuran terus berlanjut. Richard berencana untuk merebut beberapa kota lagi di pantai sepanjang Askelon tapi Saladin selalu mampu merebut lagi satu kota ketika Richard baru saja berhasil menaklukkan kota lain. Ini adalah jalan buntu militer.

Sedangkan di pihak kaum Muslim, ada kepanikan yang melanda para amir. Banyak di antara mereka melarikan diri karena ketakutan ketika tentara salib maju hingga Beit Nuba. Seperti Saladin, Richard juga dalam kondisi putus asa. Setelah dua kali pasukannya dipukul mundur menjauh dari Yerusalem, para tentara salib ini marah dan nyaris timbul pemberontakan. Richard juga mendapatkan kabar buruk; Philip –temannya yang juga memimpin tentara salib bersamanya- kini tengah menyerbu tanah kekuasaannya di Perancis. Akhirnya Richard jatuh sakit. Saladin dengan ramah mengirim dokter pribadinya dan memberi hadiah buah-buahan dan es untuk dibuat minuman dingin.

Akhirnya pada 2 September Richard menyerah dan sebuah kesepakatan ditandangani yang mengatakan bahwa kedua belah pihak harus berkompromi dalam waktu 5 tahun ke depan. Saladin berjanji tidak akan mengusir semua orang Kristen dan memburunya ke Eropa. Sebagai gantinya akan ada suatu wilayah kecil sepanjang pantai, dari Jaffa hingga Beirut, yang dikuasai sebuah kerajaan Kristen dengan ibukota Acre. Raja kerajaan itu menyebut dirinya sebagai Raja Yerusalem. Sedangkan Ricahrd berjanji untuk tidak menyerang Yerusalem lagi tapi para peziarah Kristen masih diperbolehkan datang ke Yerusalem. Tentara salib pun akhirnya pulang kembali ke Eropa tanpa menaklukkan Yerusalem.

Setelah Richard The Lion Heart, Raja Inggris, beserta tentara salib yang dipimpinnya mampu diusir oleh Saladin dari Palestina, masih ada saja raja-raja, baron-baron Kristen Eropa yang mengadakan serbuan ke Palestina dan bermimpi untuk bisa menguasai Yerusalem sebagai ekspresi religius mereka. Tapi, sejarah mencatat tak satu pun dari mereka yang mampu menaklukkan Yerusalem hingga pada 1967 Palestina jatuh ke tangan orang-orang Yahudi.